Breaking News

Datacenter Lebih Hemat Energi Berkat Penggunaan SSD



MEDIA penyimpanan solidstate drive (SSD) memang menawarkan kinerja lebih tinggi daripada harddisk drive (HDD). Namun firma riset iSuppli Corp menilai, daya tarik utama SSD bukan kinerjanya, melainkan kemampuan SSD dalam menghemat konsumsi listrik, dibandingkan dengan HDD.

iSuppli menegaskan, datacenter-datacenter di dunia mampu menghemat konsumsi listrik sebesar 166,643 megawatt hours (MWH) dalam enam tahun jika beralih HDD ke SSD. ANgka 166,643 MWH bukanlah angka yang kecil.

Administrasi Informasi Energi AS mengungkapkan, listrik sebesar itu lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik Republik Gambia selama satu tahun. Republik Gambia sendiri meripakan sebuah negara Afrika Barat yang memiliki luas 10,380 kilometer persegi dengan populasi 1,7 juta jiwa, dan pendapatan per kapita USD1,395.

iSuppli mengakui, perusahaan memang tidak bisa mengganti total HDD dalam datacenter mereka dengan SSD karena harganya yang masih sangat mahal. Tetapi, iSuppli menegaskan, SSD sesungguhnya lebih cocok daripada HDD untuk mendukung sejumlah aplikasi dalam datacenter.

"Pada saat ini, SSD ideal digunakan untuk menggantikan paling sedikit 10 persen HDD dalam datacenter. SSD cocok untuk menjalankan aplikasi yang menuntut transaksi data super cepat. HDD kewalahan menjalankan aplikasi itu karena kecepatannya tidak cukup tinggi," tutur senior analis Storage System iSupple Krishna Chander.

Dalam industri storage, produsen pertama yang menanam SSD ke dalam storage kelas enterprise adalah produsen storage terbesar dunia EMC Corp. EMC melakukannya pada 2008 dengan merilis sistem storage Symetrix DMX-4.

"Selama bertahun-tahun, HDD membelenggu kinerja pelanggan. Intergrasi SSD adalah revolusi dalam inudtsri storage kelas enterprise. Adopsi SSD ini memperpanjang daftar inovasi EMC," ujar President Storage Division EMC Corp David Donatelli.

Dengan media penyimpanan SSD, Symmetrix DMX-4 menjadi 38 persen lebih hemat energi daripada storage sekelas yang menggunakan HDD. Kecepatan Symmetrix DMX-4 pun melonjak karena SSD yang digunakannya memiliki kecepatan 10 kali lebih tinggi daripada HDD.

"EMC menawarkan keunggulan kinerja luar biasa besar karena menjadi produsen pertama yang menanam SSD ke dalam sistem storage. Lonjakan kinerja seperti ini hanya muncul sekali dalam sepuluh atau lima tahun," tandas Senior Analis Enterprise Strategy Group Inc Steve Duplesie.

Firma riset Gartner menyerukan, konsumsi energi datacenter harus segera dikurangi karena datacenter menyumbangkan 23 persen emisi karbondioksida yang ditimbulkan infrastruktur TIK global. Gartner menegaskan, TIK secara keseluruhan menyumbangkan 2 persen emisi CO2 global, setara dengan emisi CO2 yang disumbangkan industri penerbangan..

"Angka 23 persen pada datacenter memang lebih kecil daripada 40 persen emisi CO2 dari PC dan monitor. Namun emisi CO2 datacenter sangat terkonesntrasi dan meningkat lebih cepat," ujar Research Vice President Gartner Rakesh Kumar.

Kumar mengungkapkan, organisasi-organisasi TIK dunia pada saat ini belum memberikan perhatian yang cukup untuk memangkas emisi CO2 datacenter. Agar datacenter tidak menyumbangkan emisi CO2 semkain besar, Kumar mengimbau, organisasi-organisasi TIK harus mulai memikirkan pemangkasan konsumsi energi.

Kumar menilai, datacenter menimbulkan emisi CO2 besar apabila pengguna tidak memanfaatkan sever berkepadatan tinggi. Server-sever tradisional boros mengonsumsi daya sehingga menimbulkan panas tinggi. Konsumsi energi semakin meningkat karena pengguna harus menyalurkan energi untuk mendinginkan server-server tersebut.

"Isu ini semakin mencemaskan. Konsumsi energi untuk mikroprosesor saja akan terus meningkat hingga sepuluh tahun mendatang," tandas Kumar. Mikroprosesor bukan satu-satunya elemen datacenter. Infrastruktur tersebut memiliki pula storage dan jaringan.

Gartner menilai, sebagian besar organisasi meningkatkan besar-besaran volume server, storage, dan jaringan pada tiga tahun terakhir. Gartner memprediksi, peningkatan volume tersebut akan terus terjadi hingga lima tahun mendatang. Gartner mengungkapkan, emisi CO2 akan semakin meningkat karena datacenter tradisional tetap terus dibangun. Padahal, datacenter tradisional ini sangat boros energi, untuk operasi TIK sekaligus pendingin.

"Para CIO dan pemimpin datacenter harus mempertimbangkan manajemen energi dalam pembelian hardware baru dan pengelolaan datacenter," tandas Kumar.

Agar konsumsi energi datacenter tidak terus membengkak, Kumar mengungkapkan, oragnisasi TIK harus memahami betul alokasi daya datacenter termasuk biayanya. Setelah itu, organisasi TIK harus mulai mengevaluasi teknologi-teknologi baru karena para produsen TIK pada saat ini sedang berlomba menawarkan produk ramah lingkungan, yang hemat daya.

Gartner menilai, adopsi teknologi ramah lingkungan akan berhasil apabila mendapatkan dukungan pemerintah. Gartner menjelaskan, para pembuat kebijakan harus mulai memikirkan pula potensi teknologi ramah lingkungan. (srn)
Enter your email address to get update from Blog Asal Palembang.

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketentuan berkomentar ;
* Dilarang berkomentar promosi
* Dilarang menautkan link aktif di kalimat komentar
* Dilarang berkomentar yang anda tidak suka jika hal itu terjadi di blog anda sendiri
Komentar yang melanggar akan terblokir secara otomatis
! Terkadang komentar akan dimoderasi karena banyaknya spam

Designed By